Menu Bar

Sabtu, 23 Mei 2015

Teori Belajar Watson

Teori Watson

     Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia menganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.
     Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan dapat diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara demikianlah maka akan dapat diramalkan perubahan-perubahan apa yang bakal terjadi setelah seseorang melakukan tindak belajar. Para tokoh aliran behavioristik cenderung untuk tidak memperhatikan hal-hal yang tidak dapat diukur dan tidak dapat diamati, seperti perubahan-perubahan mental yang terjadi ketika belajar, walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu penting.

§  Kelebihan
Kelebihan dari teori ini adalah, penilaian terhadap perubahan yang terjadi, mudah untuk dilakukan. Karena hanya berdasarkan pada perubahan yang dapat diamati saja.

§  Kelemahan
Kekurangan dari teori ini adalah, dalam teori Watson ini mental peserta didik cenderung diabaikan atau tidak diperhitungkan sama sekali. Sehingga pencapaian dari pembelajaran ini tidak mencakup aspek mental dari peserta didik.

§  Implementasi Teori Watson Terhadap Pendidikan di Indonesia
Misalkan ada seorang guru yang melontarkan pertanyaan kepada siswanya dan memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjawab. Nemun tiap kali siswanya menjawab dengan jawaban yang salah, sang guru langsung saja memberikan respon negatif dengan mengucapkan kata salah. Seharusnya seorang guru harus bias mengerti siswanya dan tidak harus langsung memberikan respon negatif dengan mengucap kata salah kepada siswa tersebut.




Mata Kuliah    : Pembelajaran PKN di SD
Dosen                : Dirgantara Wicaksono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar