Teori
Watson
Menurutnya, belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan
kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri
seseorang selama proses belajar, namun ia menganggap hal-hal tersebut sebagai
faktor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa
perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak
dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat
diamati.
Watson adalah seorang behavioris murni,
karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti
fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata,
yaitu sejauh dapat diamati dan dapat diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara
demikianlah maka akan dapat diramalkan perubahan-perubahan apa yang bakal
terjadi setelah seseorang melakukan tindak belajar. Para tokoh aliran
behavioristik cenderung untuk tidak memperhatikan hal-hal yang tidak dapat
diukur dan tidak dapat diamati, seperti perubahan-perubahan mental yang terjadi
ketika belajar, walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu penting.
§ Kelebihan
Kelebihan dari teori ini adalah,
penilaian terhadap perubahan yang terjadi, mudah untuk dilakukan. Karena hanya
berdasarkan pada perubahan yang dapat diamati saja.
§ Kelemahan
Kekurangan
dari teori ini adalah, dalam teori Watson ini mental peserta didik cenderung
diabaikan atau tidak diperhitungkan sama sekali. Sehingga pencapaian dari
pembelajaran ini tidak mencakup aspek mental dari peserta didik.
§ Implementasi Teori Watson Terhadap
Pendidikan di Indonesia
Misalkan ada seorang
guru yang melontarkan pertanyaan kepada siswanya dan memberikan kesempatan
kepada siswanya untuk menjawab. Nemun tiap kali siswanya menjawab dengan
jawaban yang salah, sang guru langsung saja memberikan respon negatif dengan
mengucapkan kata salah. Seharusnya seorang guru harus bias mengerti siswanya
dan tidak harus langsung memberikan respon negatif dengan mengucap kata salah
kepada siswa tersebut.
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar