Jean Peaget
Menurut Piaget, proses belajar
sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni asimilasi, akomodasi, dan
equilibrasi. Asimilasi adalah proses
pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada. Akomodasi adalah proses penyesuaian
struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi. Sebagai contoh, seorang siswa yang sudah mengetahui prinsip-prinsip
penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka terjadilah
proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dibenak
siswa) dengan prinsip perkalian (sebagai informasi yang baru), inilah yang
dimaksud dengan proses asimilasi. Jika siswa diberi sebuah soal perkalian, maka
situasi ini disebut akomodasi, dalam hal ini berarti penerapan prinsip
perkalian dalam situasi yang baru dan spesifik. Agar siswa dapat terus berkembang
dan menambah ilmunya, tapi sekaligus menjaga stabilitas mental dalam dirinya,
diperlukan proses penyeimbangan. Proses inilah yang disebut equilibrasi, penyeimbangan antara dunia
luar dan dunia dalam. Tanpa proses ini perkembangan kognitif seseorang akan
tersendat-sendat dan berjalan tak teratur. Seseorang dengan kemampuan
equilibrasi yang baik akan mampu menata berbagai informasi yang diterimanya
dalam urutan yang baik, jernih dan logis. Sebaliknya, jika kemampuan
equilibrasi seseorang rendah, ia cenderung menyimpan semua informasi yang ada
pada dirinya secara kurang teratur, sehingga ia tampil sebagai orang yang alur
berpikirnya ruwet, tidak logis, berbelit-belit. Piaget juga mengemukakan bahwa
proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang
dilalui siswa. Dalam konteks ini, terdapat empat tahap, yaitu tahap
sensorimotor (anak usia 1,5-2 tahun), tahap praoperasional (2-8 tahun), dan
tahap operasional kongkrit (usia 7/8 tahun sampai 12/14 tahun), dan tahap
operasional formal (14 tahun atau lebih). Proses belajar yang dialami seorang
anak berbeda pada tahap yang satu dengan tahap yang lainnya. Secara umum,
semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga
semakinabstrak cara berpikirnya. Karena itu, guru seharusnya memahami
tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya, serta memberikan isi, metode,
media pembelajaran yang sesuai dengan tahap-tahap tersebut.
§ Kelebihan dari teori Piaget :
-
Siswa mempunyai kemampuan memproses
informasi-informasi baru yang diterimanya.
-
Kemampuan memproses informasi tergantung
kepada faktor kognitif yang perkembangannya berlangsung secara bertahap sejalan
dengan tahapan usianya.
§ Kelemahan dari teori Piaget :
-
Setiap umur tidak bisa menjadi patokan
utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri
perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan
mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga
umur bukanlah patokan utama.
§ Implementasi Teori Piaget Terhadap
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan dalam
teori Piaget bertujuan untuk mengembangkan pemikiran anak, artinya ketika
anak-anak mencoba memecahkan masalah, penalaran merekalah yang lebih
penting daripada jawabannya. Oleh sebab itu menurut saya guru penting sekali
agar tidak menghukum anak-anak untuk jawaban yang salah, tetapi sebaliknya
menanyakan bagaimana anak itu memberi jawaban yang salah, dan diberi pengertian
tentang kebenarannya atau mengambil langkah-langkah yang tepat untuk untuk
menanggulanginya. Cara berpikir anak itu berbeda-beda dan kurang logis di
banding dengan orang dewasa, maka guru harus dapat mengerti cara berpikir anak,
bukan sebaliknya anak yang beradaptasi dengan guru.
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar