Edward Leer Thorndike
Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah
proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan) dan respon (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan, atau gerakan).
Dari pengertian ini, wujud tingkah laku tersebut bias saja dapat diamati
ataupun tidak dapat diamati. Teori belajar Thorndike juga disebut sebagai
aliran “connectionism”. Menurut
Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial and error). Mencoba-coba dilakukan bila seseorang tidak tahu
bagaimana harus memberikan respons atas sesuatu, kemungkinan akan ditemukan
respons yang tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapinya.
Percobaan
Thorndike yang terkenal dengan binatang coba kucing yang telah dilaparkan dan
diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka secara
otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut tersentuh.Percobaan
tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting and conecting”,
yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah.
Dalam melaksanakan coba-coba ini, kucing tersebut cenderung untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil. Setiap response menimbulkan
stimulus yang baru, selanjutnya stimulus baru ini akan menimbulkan response
lagi.
§ Kelebihan dari teori ini adalah :
-
Dengan sering melakukan pengulangan
dalam memecahkan suatu
permasalahan, siswa akan memiliki sebuah pengalaman yang
berharga. Selain itu dengan adanya sistem pemberian hadiah, akan membuat siswa menjadi lebih memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
permasalahan, siswa akan memiliki sebuah pengalaman yang
berharga. Selain itu dengan adanya sistem pemberian hadiah, akan membuat siswa menjadi lebih memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
§ Kekurangannya adalah :
-
Kegiatan yang terlalu sering dilakukan,
akan membuat anak didik menjadi merasa jenuh yang mungkin saja dapat
mengakibatkan dia menjadi merasa tidak mau ataupun enggan untuk mencobanya
lagi. Selain itu dengan adanya sistem pemberian hadiah akan membuat sebuah
ketergantungan pada anak didik dalam melakukan sebuah kegiatan.
§ Implementasi Teori Thorndike
Terhadap Pendidikan di Indonesia
Guru harus tahu apa
yang akan diajarkan, materi apa yang harus diberikan, respon apa yang
diharapkan, kapan harus memberi hadiah atau membetulkan respon. Oleh karena itu
tujuan pedidikan harus dirumuskan dengan jelas. Peserta didik yang telah
belajar dengan baik harus diberi hadiah dan bila belum baik harus segera
diperbaiki. Demikian juga dengan situasi belajarnya, situasi belajar harus
dibuat menyenangkan dan mirip dengan kehidupan dalam masyarakat agar peserta didik
merasa senang dan nyaman.
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar