A.
Pengertian
Dan Hakikat Pembaharuan Pendidikan
Didalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inovasi diartikan pemasukan atau pengenalan
hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode atau alat).
Adapun pengertian pembaharuan yang dimaksud diatas ialah suatu perubahan
yang baru yang bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta
sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan
tertentu dalam pendidikan. Yang dimaksud “baru” dalam pengertian di atas adalah
apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima
inovasi, meskipun bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Sedangkan
“kualitatif” yang dimaksudkan adalah bahwa inovasi tersebut memungkinkan adanya
reorganisasi atau pengaturan kembali pada unsur-unsur dalam pendidikan.
Dalam konteks ini, pengertian inovasi disamakan dengan pembaharuan,
meskipun pada essiensinya antara inovasi dan pembaharuan punya pengertian yang
sedikit berbeda, dimana biasanya pada inovasi perubahan-perubahan yang terjadi
hanya menyangkut aspek-aspek tertentu, dalam arti sempit dan terbatas,
sedangkan pembaharuan biasanya perubahan yang terjadi adalah menyangkut
berbagai aspek bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan secara total
atau keseluruhan. Jadi arti pembaharuan pada dasarnya lebih luas.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan (pembaharuan
pendidikan) adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk
memperoleh hal atau sesuatu yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Bila mana
demikian, maka apa yang semula dianggap sebagai inovasi, setelah di uji (baik
secara teori maupun praktek tidak lagi dianggap sebagai inovasi).
B. Pengertian dan Sejarah Kurikulum
Pendidikan Di Indonesia
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menyatakan
bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Mutu
pendidikan di Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan
mantap berdasarkan outputnya. Kurikulum yang memiliki peran sentral dalam dunia
pendidikan telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi
logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan
iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
1.
Tahun 1947
– Leer Plan (Rencana Pelajaran)
Kurikulum pertama yang lahir pada
masa kemerdekaan memakai istilah leer plan yang artinya rencana pelajaran.
Kurikulum ini lebih bersifat politis dimana terdapat perubahan orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950 karena Leer Plan 1947 baru
mulai digunakan pada tahun 1950. Bentuknya
memuat dua hal pokok : daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus
garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 memberikan keutamaan
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.
2.
Tahun 1952
- Rencana Pelajaran Terurai
Usaha
yang dilakukan oleh Menteri PP dan K (Mr. Soewandi) untuk mengubah sistem
pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesuai dengan keinginan dan
cita-cita bangsa Indonesia. Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran adalah
dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan
nasional. Sebagai konsekuensi dari perubahan sistem itu, maka kurikulum pada
semua tingkat pendidikan mengalami perubahan pula, sehingga yang semula
diorientasikan kepada kepentingan kolonial maka kini diubah selaras dengan
kebutuhan bangsa yang merdeka.
Setelah
Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No. 04 Tahun 1950 dikeluarkan, maka untuk
SD sendiri yaitu : Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak
memiliki dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun
batin, serta mengembangkan bakat dan kesukaannya.
3.
Tahun 1964
- Rencana Pendidikan
Pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
4.
Tahun 1968
- Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan
dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan
dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kurikulum ini merupakan
kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa mata pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu
Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan
sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPA) atau yang sekarang
sering disebut Sains. Kelahiran
Kurikulum 1968 bersifat politis : mengganti Rentjana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia
Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran : kelompok pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus. Jumlah pelajarannya 9.
5.
Tahun 1975
- Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada
tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi
adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective)
yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan
SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan
pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci lagi : petunjuk umum
(TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada Kurikulum 1975 guru
dibuat sibuk dengan berbagai catatan kegiatan belajar mengajar.
6.
Tahun 1984
- Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process
skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL).
8.
Tahun 1994
dan 1999 - Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999. Kurikulum
1994 lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya yaitu
mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 yang berorientasi tujuan dan
pendekatan proses yang dimiliki Kurikulum 1984. Beban belajar siswa dinilai
terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah,
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok
masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum
sehingga Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim
Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi
perubahannya lebih pada merevisi dan pengurangan beban sejumlah materi.
9.
Tahun 2004
– Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi yang harus dicapai siswa. Kurikulum
ini cenderung Sentralisme Pendidikan, Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara
rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan. Kurikulum yang tidak disahkan oleh
keputusan/Peraturan Mentri Pendidikan ini mengalami banyak perubahan
dibandingkan Kurikulum sebelumnya baik dari orientasi, teori-teori pembelajaran
pendukungnya bahkan jumlah jam pelajaran dan durasi tiap jam pelajarannya. Berdasarkan
hal tersebut pemerintah baru menguji cobakan KBK di sejumlah sekolah kota-kota
di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa saja. Hasilnya kurang
memuaskan. Maka sebagian pakar pendidikan menganggap bahwa pada tahun 2004
tidak terjadi perubahan kurikulum, yang ada adalah Uji Coba Kurikulum di
sebagian sekolah yang disebut dengan KBK untuk kemudian disempurnakan pada tahu
2006.
10.
Tahun 2006
– Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan.
Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tinjauan dari segi isi dan
proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi
tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol
pada Kurikulum ini adalah lebih konstruktif sehingga guru lebih diberikan
kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi
siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD),
standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran,
seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan
(sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
Perubahan
kurikulum dalam bentuk table yang terjadi sejak tahun 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, dan 2006 :
C. Penyebab Timbulnya Pembaharuan
Pendidikan
Pada dasarnya banyak hal yang menuntut diadakannya pembaharuan
pendidikan di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan, akan mengakibatkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehiduan
sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
sistem pendidikan yang kita miliki dan di laksanakan selama ini masih belum
mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga dunia
pendidikan belum menghasilkan tenaga-tenaga yang terampil, kreatif, dan aktif
yang sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat luas.
Bagaimanapun dengan berkembangnya
IPTEK di era modern sekarang ini, menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh
dan penguasaan kemampuan yang terus-menerus.
2. Pertambahan penduduk
Dengan lajunya eksplosi penduduk
yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan-perubahan, sekaligus
bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan secara komulatif
menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
Kenyataan tersebut menyebabkan
daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah
yang menyebabkan sulitnya menentukan bagaimana relevansi pendidikan dengan
dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya dengan out put lembaga pendidikan
dengan kesempatan yang tersedia.
3. Meningkatnya animo masyarakat untuk
memperoleh pendidikan yang lebih baik
Munculnya gerakan pembaharuan
pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang
dihadapi oleh dunia pendidikan sekarang ini, yang salah satu penyebabnya adalah
kemajuan iptek, kemajuan iptek yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi
masyarakat, dimana pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik,
padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas, sehingga terjadilah
persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan hal ini pula sekarang
bermunculan sekolah-sekolah favorit, plus bahkan unggulan.
4. Menurunnya kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan yang sekarang
dirasakan makin banyak menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi menuntut adanya sejumlah perubahan, sebab jika tidak demikian,
akan berakibat fatal dan akan terus ketinggalan.
5. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan
kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.
Dalam era modern sekarang ini,
masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benar-benar bisa diharapkan,
terutama yang siap pakai yang dibekali pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan dalam pembangunan.
Umumnya kurang sesuainya materi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
telah di batasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu dari perkembangan
yang ada di Indonesia kita ketahui telah mengalami beberapa perubahan
kurikulum. Hal ini dilakukan adalah dalam upaya mengatasi masalah relevansi.
Dengan kurikulum baru ini, anak-anak dibina kepribadiannya melalui pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan ketrampilan masa kini dan masa yang
akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum yang baru yang selalu
mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.
D. Contoh-contoh Pembaharuan Pendidikan
Contoh pembaharuan dalam setiap
komponen pendidikan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan isi
disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini di antaranya yaitu :
1)
Pembinaan personalia
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Peningkatan
mutu guru, aturan tata tertib siswa, system kenaikan pangkat, dan sebagainya.
2)
Banyaknya personil dan wilayah
kerja
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Berapa
ratio guru siswa pada satu sekolah dalam system PAMONG pernah diperkenalkan ini
dengan ratio 1 : 200 artinya 1 guru dengan 200 siswa. SD di Amerika 1 guru
dengan 27 siswa, perubahan besar wilayah kepenilikan, sedang untuk peratura SD
di Indonesia sekarang diharuskan 1 guru dengan 32 siswa, dan sebagainya
3)
Fasilitas fisik
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Perubahan
bentuk tempat duduk (1 anak = 1 kursi dan 1 meja), perubahan pengaturan dinding
ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka, sehingga apabila
diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium
bahasa, penggunaan CCTV (TVCT – Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
4)
Penggunaan waktu
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Pengaturan
waktu belajar dahulu catur wulan dan sekarang berganti dengan semester.
5)
Perumusan tujuan
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Perubahan
tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan SD disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional
dan sebagainya.
6)
Prosedur
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Penggunaan
kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual,
pengajaran kelompok, dan sebagainya.
7)
Peran yang diperlukan
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Peran
guru sebagai pemakai media (maka diperlukan keterampilan menggunakan berbagai
macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai
anggota team teaching, dan sebagainya.
8)
Wawasan dan perasaan
Inovasi
yang sesuai dengan komponen personil misalnya:
Wawasan
pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta
pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang disempurnakan, dan sebagainya.
E. Masalah dalam Pembaharuan
Pendidikan di SD
Masalah dari pendidikan
yang ada, dapat
dilihat seperti masalah yang sering timbul dalam realita pendidikan sekarang
ini, masalah-masalah seperti ;
1.
Kurangnya Pemerataan kesempatan
pendidikan,
Pemecahan masalahnya dapat
ditempuh melalui langkah-langkah:
Cara konvensional antara lain:
Ø
Membangun gedung sekolah seperti
SD Inpres dan atau ruangan belajar
Ø
Menggunakan gedung sekolah untuk
doble shift (system bergantian pagi dan petang)
Cara inovatif antara lain :
Ø
Sistem Pamong (pendidikan oleh
masyarakat, orang tua dan guru) atau Inpacts System (Instructional Management
by Parent, Community and Teacher). System tersebut dirintis di Solo dan didiseminasikan
ke beberap provinsi.
Ø
SD kecil pada daerah terpencil
Ø
Sistem guru kunjung
Ø
Dan lain sebagainya.
2.
Permasalahan kurikulum pendidikan
(kasus terbaru dari carut marut permasalahan kurikulum adalah, kontroversi
ujian nasional yang semakin seru kasusnya tiap tahun, seperti film action atau
horor),
3.
Rendahnya tingkat relevansi
pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja,
4.
Kurangnya persiapan dan
penyediaan tenaga pengajar yang kompeten (kasus terbaru kualifikasi dan
sertifikasi bagi tenaga pengajar dan guru, dengan ragam permasalahannya yang
untuk saat ini sifatnya masih timbul tenggelam),
5.
Kurangnya pemeliharaan ataupun
penyediaan dan pemerataan penyediaan fasilitas utama dan fasilitas tambahan
untuk menjalankan sistem pendidikan, yang notabene erat relevansinya dengan
pencapaian kualitas pendidikan yang baik, dan lain sebagainya, sebenarnya
merupakan masalah masalah klasik yang tidak pernah benar benar diselesaikan
oleh Negara, dalam hal ini Pemerintah, walaupun sudah beberapa kali berganti
ganti orde, yang akhirnya menjadi semakin kompleks sehingga menjadi ”jaringan
setan” yang rumit penyelesaiaanya.
Pembaruan terhadap
pendidikan agar
”jaringan setan” kualitas pendidikan nasional tidak semakin besar dan kompleks,
sekaligus untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional maka sangat
diperlukan suatu kesadaran bagi pemerintah khususnya dan segenap rakyat
Indonesia untuk membuat suatu kesadaran terhadap pentingnya pembaruan terhadap
pendidikan nasional.
F. Tujuan Pembaharuan Pendidikan
Peranan pendidikan dan tingkat
perkembangan manusia merupakan faktor yang dominan terhadap kemampuannya untuk
menanggapi masalah kehidupannya sehari-hari. Tingkat kemajuan suatu bangsa juga
dapat ditinjau dari tingkat pendidikan rakyatnya, semakin baik tingkat
pendidikan masyarakat, maka semakin maju pula bangsanya,
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan inovasi pendidikan
di Indonesia lebih diarahkan dan ditujukan kepada pemecahan masalah-masalah
tersebut yaitu :
1.
Lebih meratanya pelayanan
pendidikan
2.
Lebih serasinya kegiatan belajar
dengan tujuan
3.
Lebih efisiensi dan ekonomisnya pendidikan
4.
Lebih efektif dan efesiensinya
sistem penyajian
5.
Lebih lancar dan sempurnanya
sistem informasi kebijakannya
6.
Lebih dihargainya unsur
kebudayaan nasional
7.
Lebih kokohnya kesadaran,
identitas dan kebanggaan nasional.
8.
Timbulnya masyarakat yang gemar belajar
9.
Tersebarnya paket pendidikan yang
memikat, mudah di cerna dan mudah diperoleh
10.
Meluasnya kesempatan kerja
(pembuatan dan pemanfaatan produk teknologi komunikasi).
G. Usaha Pembaharuan
a.
Pembaharuan Landasan Yuridis
Pembaharuan yang tertuju pada
landasan yuridisnya (secara hukum), karena pembahruan ini berhubungan dengan
hal-hal yang bersifat mendasar (fundamental) dan yang bersifat principal.
Dikatakan demikian karena landasan yuridis itu mendasari semua kegiatan
pelaksanaan pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen
struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan pengawasan, dan ketenagaan.
b.
Pembaharuan Kurikulum
Ada dua factor pengendalian yang menentukan arah
pembaharuan kurikulum yaitu sifatnya mempertahankan dan yang mengubah. Termasuk
yang pertama ialah landasan filosofi yaitu falsafah bangsa Indonesia yaitu
pancasila dan UUD 1945 dan landasan historis (mencakup unsur-unsur yang dari
dahulu hingga sekarang mengusai hajat hidup orang banyak). Sedangkan factor
pengendalinya yang kedua yaitu yang bersifat mengubah ialah landasan social
(berupa kekuatan-kekuatan di masyarakat) dan landasan psikologis (yaitu cara
peserta di dalam belajar, mengenai hal ini banyak penemuan-penemuan baru yang
menopangnya.
Kemudian yang terbaru
kurikulum 2013: Kurikulum Tematik 2013 dimana semua mata pelajaran
saling berkaitan, system ini menekankan penerapan pendekatan scientific
(meliputi: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran)
(Sudarwan, 2013). Dalam hal memasukkan nilai moral,
pemerintah melalui kementrian telah memasukkan RPP berkarakter. Pemerintah
telah melakukan kebebasan kepada para civitas akademik di SD untuk melakukan
sendiri management berbasis sekolah.
c.
Pembaharuan Pola Masa Studi
Pembaharuan pola masa studi
termasuk pendidikan yang meliputi pembaharuan jenjang dan jenis pendidikan
serta lama waktu belajar pada suatu kesatuan pendidikan. Contoh :
v
Misalnya untuk mempersiapkan
tenaga guru SD yang dahulu dianggap cukup tamatan SPG (jenjang pra-masa studi
akademik), sekarang untuk menjadi guru SD harus berpendidikan Dimploma II atau
jenjang akademik. Tujuannya ialah untuk mendapatkan tenaga yang lebih kompeten.
v
Menurut UU RI No. 2 tahun 1989
telah mengubah pendidikan dasar 6 tahun
menjadi 9 tahun atau (PP RI No.28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar Bab I,
pasal I ayat 1). Menurut PP tersebut pendidikan dasar yang dimaksud meliputi SD
6 tahun dan 3 tahun SMP. Strategi ini mempunyai arti penting dalam rangka
menyiapkan warga Negara sebagai sumber daya manusia untuk pembangunan yang
menuntut persyaratan yang lebih baik.
v
Di sisi lain pendidikan, sarjana
yang pada masa studi lalu harus ditempuh 5 tahun (3 tahun sarjana muda ditambah
2 tahun sarjana lengkap) diperpendek menjadi 4 tahun, disebut program S1,
alasannya yang mendasari antara lain bahwa pendidikan program S1 dipandang
cukup memberikan bekal dasar, sehingga tidak perlu terlalu lama.
d.
Pembaharuan Tenaga Kependidikan
Yang dimaksud dengan tenaga
kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,
melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknis
dalam bidang pendidikan. (UU RI No.2 Bab VII pasal 27 ayat 1). Pembaharuan
terhadap komponen tenaga kependidikan dipandang sangat penting karena
pembaharuan pada komponen-komponen lain tanpa ditunjang oleh tenaga-tenaga
pelaksana yang kompeten tidak akan ada artinya. Berdasarkan aneka ragam tugas
seperti yang dinyatakan dalam pasal 27 ayat 1 tersebut, maka diperlukan jenis
tenaga yang lain di samping guru, meskipun guru sendiri mengalami perubahan
peran dari peran tunggal ke multi peran. Tenaga yang lain disamping guru ialah
pustakawan, laboran, konselor, teknisi sumber belajar, dll.
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Makasih kak sangat membantu sekali
BalasHapus