Menu Bar

Selasa, 19 Mei 2015

Pendidikan Anak Berbakat

Pendidikan Anak Berbakat

Anak berbakat adalah sebuah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT . potensi-potensi tersebut sebenarnya sudah melekat pada diri manusia sejak kecil sehingga lingkungannya haruslah mendukung agar potensi-potensi anak berbakat itu akan berkembang dan berguna bagi kehidupan masyarakat.

Definisi Keberbakatan
§        Secara umum
Keterbakatan didefinisikan sebagai kemampuan atau bakat yang sangat tinggi di satu atau lebih bidang sedemikian rupa sehingga siswa membutuhkan layanan pendidikan khusus agar dapat mengembangkan potensi nya itu sepenuhnya.
§        Menurut Shavinina dan Ferrari, 2003; Simonton, 2001; Winner 2000b
Keterbakatan merupakan hasil dari predisposisi genetik dan pengasuhan lingkungan
§        Menurut Widodo Judarwanto (2007)
Keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.
§        Menurut Galton (2002)
Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja
§        Menurut Clark (1986)
Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.

Karakteristik Keberbakatan
Semua siswa berbakat juga berbeda-beda dalam hal kekuatan dan talenta mereka yang unik, dan mereka yang memperlihatkan talenta yang luar biasa salah satu bidang dapat saja hanya memperlihatkan kemampuan rata-rata di bidang lainnya.
Siswa berbakat memiliki karaktersitik seperti:
1.  Pembendaharaan kata yang kaya, kemampuan berbahasa yang tinggi dan keterampilan membaca diatas rata-rata.
2.    Pengetahuan umum yang kaya mengenai dunia.
3.  Kemampuan belajar lebih cepat, mudah, dan mandiri dibandingkan teman-teman lainnya.
4.    Proses kognitif dan strategi belajar yang lebih canggih dan efisien.
5.  Fleksibelitas yang lebih besar dalam hal gagasan dan pendekatan terhadap tugas.
6.    Standar performa yang tinggi (kadangkala terlalu perfeksionis)
7.  Konsep diri yang positif khususnya dalam kaitan dengan usaha-usaha akademis.
8.  Perkembangan sosial dan penyesuaian emosi diatas rata-rata (meskipun beberapa siswa berbakat yang ekstrim mungkin mengalami kesulitan Karena mereka sangat berbeda dari teman-teman sebayanya)

Identifikasi anak berbakat
Apakah bakat merupakan keturunan atau hasil lingkungan? Kemungkinan besar keduanya. Individu-induvidu yang berbakat dapat mengindetifikasi bahwa mereka mempunyai tanda-tanda kemampuan yang tinggi pada bidang tertentu pada usia muda, sebelum atau pada awal pendidikan (Howe, dkk., 1995) . Ini menunjukan bahwa kuatnya pengaruh genetik atau keturunan pada anak berbakat.  Namun, para peneliti juga menemukan bahwa individu yang berhasil mendapatkan gelar juara atau diberi lebel status sosial master piece oleh masyarakat  pada bidang seni, matematika, ilmu pengetuhuan dan olahraga itu semuanya dikarenakan dukungan keluarga disertai pelatihan dan praktik bertahun-tahun (Bloom, 1985) . Latihan dengan  serius secara teratur merupakan bekal individu yang sangat penting untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu.


Tujuan Pendidikan Anak Berbakat
     Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai sistem konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.
     Kebutuhan pendidikan anak berbakat ditinjau dari kepentingan anak berbakat itu sendiri, yaitu yang berhubungan dengan pengembangan potensinya yang hebat. Untuk mewujudkan potensi yang hebat itu, anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi potensi yang dimilikinya melalui penggunaan fungsi otak, peluang untuk berinteraksi, dan pengembangan kreativitas dan motivasi internal untuk belajar berprestasi. Dari segi kepentingan masyarakat, anak berbakat membutuhkan kepedulian, pengakomodasian, perwujudan lingkungan yang kaya dengan pengalaman, dan kesempatan anak berbakat untuk berlatih secara nyata.
     Selanjutnya dalam menentukan jenis layanan bagi anak berbakat perlu memperhatikan beberapa komponen. Komponen persiapan penentunan jenis layanan seperti: Mengidentifikasi anak berbakat merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak anak berbakat yang tidak menampakkan keberbakatannya dan tidak dipupuk. Untuk mengidentifikasi anak berbakat, perlu menentukan alasan atau sebab mencari mereka sehingga dapat menentukan alat indentifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Misalnya: jika memilih kelompok Matematika, maka pendekatannya harus mengarah pada penelusuran bakat matematika.
   Selanjutnya komponen alternatif implementasi layanan meliputi: ciri khas layanan, strategi pembelajaran dan evaluasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam ciri khas layanan adalah adaptasi lingkungan belajar seperti usaha pengorganisasian tempat belajar (sekolah unggulan, kelas khusus, guru konsultan, ruang sumber, dll). Selain itu ada adaptasi program seperti: usaha pengayaan, percepatan, pencanggihan, dan pembaharuan program, serta modifikasi kurikulum (kurikulum plus, dan berdiferensiasi).
     Berkaitan dengan strategi pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan intetelektual dan non intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak berbakat. Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan khusus seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus. Evaluasi pembelajaran anak berbakat menekankan pada pengukuran dengan acuan kriteria dan pengukuran acuan norma.
Pemberian program khusus untuk pendidikan anak berbakat ini dibuat karena anak-anak berbakat mempunyai kebutuhan pendidikan khusus. Anak-anak ini telah menguasai banyak konsep ketika mereka ditempatkan di satu kelas tertentu, sehingga sebagian besar waktu sekolah mereka akan terbuang percuma. Mereka mempunyai kebutuhan yang sama dengan siswa-siswa lainnya, yaitu kesempatan yang konsisten untuk belajar bahan baru dan untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan dan perjuangan dalam belajar sesuatu yang baru. Akan sangat sulit bagi anak-anak berbakat ini memenuhi kebutuhan tersebut bila mereka ditempatkan dalam kelas yang heterogen.(Winebrenner & Devlin, 1996) . Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan dan minat yang berbeda dari kebanyakan anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan pada sekolah tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya. Di kelas-kelas seperti itu anak-anak berbakat akan mendapatkan dua kerugian, yaitu:
1)      anak berbakat akan frustrasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan,
2)      guru dan teman-teman kelasnya akan bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat tadi.

Lima pilihan program yang tepat dilakukan untuk anak-anak yang berbakat:
1.    Kelas Khusus. Ini telah menjadi cara yang umum untuk mendidik anak-anak yang berbakat. Kelas khusus yang dilakukan selama hari sekolah biasa disebut program “penarikan.” Beberapa kelas khusus juga diadakan setelah sekolah pada hari pada hari sabtu. Atau biasanya di sekolah-sekolah formal di Indonesia biasa dijumpai kelas ekstra-kurikuler, dimana pada kelas tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi bakat yang dimiiliki peserta didik.
2.  Akselerasi dan pengayaan. Diawal penerimaan taman kanak-kanak (TK) hingga jenjang berikutnya, sekolah seharusnya meberi tes IQ, bakat, minat untuk menempatkan anak-anak berbakat pada tempatnya yg sesuai agar mereka mampu meningkatkan opotensinya. Anak yang telah dites dan mendapatkan hasil yang menyatakan dia berbakat maka sehendaknya anak tersebut  ditempat pada kelas akselerasi (menyelesaikan 3 tingkat dalam 2 tahun) atau proses percepatan materi (Colangelo, Asoline,  & Gross, 2004; Johnsen, 2005) . Pemadatan atau percepata materi kurikulum adalah proses dimana siswa berbakat dianggap bisa menyelesaikan materi lebih cepat dibanding anak-anak yang memiliki IQ standar pada umumnya.
3.   Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Cara lain yang dapat ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.
4.  Mentor. Ini adalah cara yang paling penting untuk mengembangngkan potensi anak berbakat. Dengan adanya mentor, anak berbakat akan termotivasi, tertantang, dan tidak merasa monoton tentang apa yang dipelajari karena peran mentor disini adalah untuk menggali potensi anak berbakat. Seorang mentor juga harus menggunakan cara-cara yang efektif untuk mendidik anak berbakat seperti, pemberian materi yang luas, tingkat kesulitan materi lebih tinggi, pemberian materi disertasi aplikasi, dan selalu memberikan evaluasi kepada peserta didik.


Mata Kuliah    : Pembelajaran PKN di SD
Dosen               : Dirgantara Wicaksono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar