Pendidikan Anak Berbakat
Anak
berbakat adalah sebuah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT . potensi-potensi
tersebut sebenarnya sudah melekat pada diri manusia sejak kecil sehingga
lingkungannya haruslah mendukung agar potensi-potensi anak berbakat itu akan
berkembang dan berguna bagi kehidupan masyarakat.
Definisi
Keberbakatan
§ Secara
umum
Keterbakatan
didefinisikan sebagai kemampuan atau bakat yang sangat tinggi di satu atau
lebih bidang sedemikian rupa sehingga siswa membutuhkan layanan pendidikan
khusus agar dapat mengembangkan potensi nya itu sepenuhnya.
§ Menurut
Shavinina dan Ferrari, 2003; Simonton, 2001; Winner 2000b
Keterbakatan
merupakan hasil dari predisposisi genetik dan pengasuhan lingkungan
§ Menurut
Widodo Judarwanto (2007)
Keberbakatan
adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan
intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi,
bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya
yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.
§ Menurut
Galton (2002)
Kebeberbakatan
merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat
yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja
§ Menurut
Clark (1986)
Keberbakatan
adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir
dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut
ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang
berbakat itu hidup.
Karakteristik
Keberbakatan
Semua
siswa berbakat juga berbeda-beda dalam hal kekuatan dan talenta mereka yang
unik, dan mereka yang memperlihatkan talenta yang luar biasa salah satu bidang
dapat saja hanya memperlihatkan kemampuan rata-rata di bidang lainnya.
Siswa
berbakat memiliki karaktersitik seperti:
1. Pembendaharaan
kata yang kaya, kemampuan berbahasa yang tinggi dan keterampilan membaca diatas
rata-rata.
2. Pengetahuan
umum yang kaya mengenai dunia.
3. Kemampuan
belajar lebih cepat, mudah, dan mandiri dibandingkan teman-teman lainnya.
4. Proses
kognitif dan strategi belajar yang lebih canggih dan efisien.
5. Fleksibelitas
yang lebih besar dalam hal gagasan dan pendekatan terhadap tugas.
6. Standar
performa yang tinggi (kadangkala terlalu perfeksionis)
7. Konsep
diri yang positif khususnya dalam kaitan dengan usaha-usaha akademis.
8. Perkembangan
sosial dan penyesuaian emosi diatas rata-rata (meskipun beberapa siswa berbakat
yang ekstrim mungkin mengalami kesulitan Karena mereka sangat berbeda dari
teman-teman sebayanya)
Identifikasi anak berbakat
Apakah
bakat merupakan keturunan atau hasil lingkungan? Kemungkinan besar keduanya. Individu-induvidu
yang berbakat dapat mengindetifikasi bahwa mereka mempunyai tanda-tanda
kemampuan yang tinggi pada bidang tertentu pada usia muda, sebelum atau pada
awal pendidikan (Howe, dkk., 1995) . Ini menunjukan bahwa kuatnya pengaruh
genetik atau keturunan pada anak berbakat. Namun, para peneliti juga
menemukan bahwa individu yang berhasil mendapatkan gelar juara atau diberi
lebel status sosial master piece oleh masyarakat pada bidang seni,
matematika, ilmu pengetuhuan dan olahraga itu semuanya dikarenakan dukungan
keluarga disertai pelatihan dan praktik bertahun-tahun (Bloom, 1985) . Latihan
dengan serius secara teratur merupakan bekal individu yang sangat
penting untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu.
Tujuan
Pendidikan Anak Berbakat
Tujuan pendidikan anak berbakat
adalah agar mereka menguasai sistem konseptual yang penting sesuai dengan
kemampuannya, memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif,
serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.
Kebutuhan pendidikan anak berbakat
ditinjau dari kepentingan anak berbakat itu sendiri, yaitu yang berhubungan
dengan pengembangan potensinya yang hebat. Untuk mewujudkan potensi yang hebat
itu, anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi potensi yang
dimilikinya melalui penggunaan fungsi otak, peluang untuk berinteraksi, dan
pengembangan kreativitas dan motivasi internal untuk belajar berprestasi. Dari
segi kepentingan masyarakat, anak berbakat membutuhkan kepedulian,
pengakomodasian, perwujudan lingkungan yang kaya dengan pengalaman, dan
kesempatan anak berbakat untuk berlatih secara nyata.
Selanjutnya dalam menentukan jenis
layanan bagi anak berbakat perlu memperhatikan beberapa komponen. Komponen
persiapan penentunan jenis layanan seperti: Mengidentifikasi anak berbakat
merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak anak berbakat yang tidak
menampakkan keberbakatannya dan tidak dipupuk. Untuk mengidentifikasi anak
berbakat, perlu menentukan alasan atau sebab mencari mereka sehingga dapat menentukan
alat indentifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Misalnya: jika
memilih kelompok Matematika, maka pendekatannya harus mengarah pada penelusuran
bakat matematika.
Selanjutnya komponen alternatif
implementasi layanan meliputi: ciri khas layanan, strategi pembelajaran dan
evaluasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam ciri khas layanan adalah adaptasi
lingkungan belajar seperti usaha pengorganisasian tempat belajar (sekolah
unggulan, kelas khusus, guru konsultan, ruang sumber, dll). Selain itu ada
adaptasi program seperti: usaha pengayaan, percepatan, pencanggihan, dan
pembaharuan program, serta modifikasi kurikulum (kurikulum plus, dan
berdiferensiasi).
Berkaitan dengan strategi
pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus dapat
mengembangkan kemampuan intetelektual dan non intelektual serta dapat mendorong
cara belajar anak berbakat. Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan
khusus seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan
bidang-bidang khusus. Evaluasi pembelajaran anak berbakat menekankan pada
pengukuran dengan acuan kriteria dan pengukuran acuan norma.
Pemberian
program khusus untuk pendidikan anak berbakat ini dibuat karena anak-anak
berbakat mempunyai kebutuhan pendidikan khusus. Anak-anak ini telah menguasai
banyak konsep ketika mereka ditempatkan di satu kelas tertentu, sehingga
sebagian besar waktu sekolah mereka akan terbuang percuma. Mereka mempunyai
kebutuhan yang sama dengan siswa-siswa lainnya, yaitu kesempatan yang konsisten
untuk belajar bahan baru dan untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkan
mereka mengatasi tantangan dan perjuangan dalam belajar sesuatu yang baru. Akan
sangat sulit bagi anak-anak berbakat ini memenuhi kebutuhan tersebut bila
mereka ditempatkan dalam kelas yang heterogen.(Winebrenner & Devlin, 1996)
. Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan dan minat yang berbeda dari
kebanyakan anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan
pada sekolah tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya. Di kelas-kelas
seperti itu anak-anak berbakat akan mendapatkan dua kerugian, yaitu:
1) anak
berbakat akan frustrasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan,
2) guru
dan teman-teman kelasnya akan bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat
tadi.
Lima
pilihan program yang tepat dilakukan untuk anak-anak yang berbakat:
1. Kelas
Khusus. Ini telah menjadi cara yang umum untuk mendidik
anak-anak yang berbakat. Kelas khusus yang dilakukan selama hari sekolah biasa
disebut program “penarikan.” Beberapa kelas khusus juga diadakan setelah
sekolah pada hari pada hari sabtu. Atau biasanya di sekolah-sekolah formal di Indonesia
biasa dijumpai kelas ekstra-kurikuler, dimana pada kelas tersebut bertujuan
untuk mengembangkan potensi bakat yang dimiiliki peserta didik.
2. Akselerasi
dan pengayaan. Diawal penerimaan taman kanak-kanak
(TK) hingga jenjang berikutnya, sekolah seharusnya meberi tes IQ, bakat, minat
untuk menempatkan anak-anak berbakat pada tempatnya yg sesuai agar mereka mampu
meningkatkan opotensinya. Anak yang telah dites dan mendapatkan hasil yang
menyatakan dia berbakat maka sehendaknya anak tersebut ditempat pada
kelas akselerasi (menyelesaikan 3 tingkat dalam 2 tahun) atau proses percepatan
materi (Colangelo, Asoline, & Gross, 2004; Johnsen, 2005) .
Pemadatan atau percepata materi kurikulum adalah proses dimana siswa berbakat
dianggap bisa menyelesaikan materi lebih cepat dibanding anak-anak yang
memiliki IQ standar pada umumnya.
3. Home-schooling
(pendidikan non formal di luar sekolah). Cara lain yang dapat
ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah
atau di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling
orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang
sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika
anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah
pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.
4. Mentor.
Ini adalah cara yang paling penting untuk mengembangngkan potensi anak
berbakat. Dengan adanya mentor, anak berbakat akan termotivasi, tertantang, dan
tidak merasa monoton tentang apa yang dipelajari karena peran mentor disini
adalah untuk menggali potensi anak berbakat. Seorang mentor juga harus
menggunakan cara-cara yang efektif untuk mendidik anak berbakat seperti,
pemberian materi yang luas, tingkat kesulitan materi lebih tinggi, pemberian
materi disertasi aplikasi, dan selalu memberikan evaluasi kepada peserta didik.
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar